Cerita ini adalah kisah nyata
hidupku yang tega mengkhianati saudara sendiri. Pengalaman seru bersama kakak
ipar membuatku lupa bahwa dia adalah suami kakakku yang telah membiayai diriku
sampai dewasa. Kini yang tersisa adalah penyesalan meskipun godaan dari kak
Dody selalu membuat imanku goyah.
Aku tahu, masalahku bermula dari
kondisi ekonomiku yang sangat pas-pasan yang membuatku numpang tinggal di rumah
kak Dewi untuk menghemat pengeluaran. Dan tanpa aku sadari, keputusanku ini
adalah awal cerita dari rentetan kisah hidupku yang begitu kubenci tapi tak
bisa kutinggalkan.
Ceritaku bermula ketika aku
memutuskan tinggal di rumah kak Dewi yang berada di tengah kota. Sejak
melahirkan bayinya yang pertama, kak Dewi kewalahan mengatur waktunya antara
suami, anak, rumah dan pekerjaannya di kantor.
Aku yang saat itu masih berstatus
sarjana muda tidak berpikiran untuk mencari pekerjaan, waktu itu kupikir
mencari uang adalah kewajiban suami dan tugas istri adalah menjaga rumah dan
mendidik anak. Keinginanku untuk ikut kak Dewi diterima baik olehnya dan
kak Dody, suaminya. Hitung-hitung aku mengisi waktu daripada di rumah saja
tidak ada kegiatan. Aku pikir aku sudah dewasa jadi bisa menentukan hidupku
sendiri, lagian tentu menyenangkan bisa bermain-main dengan kemenakan yang lagi
lucu-lucunya.
Teman-temanku menyebutku cantik dan
mudah bergaul, itulah mungkin yang membuatku cepat akrab dengan orang
disekitar, kemenakan dan suami kakakku juga akrab denganku. Aku tidak
terburu-buru ingin menikah sebab selama ini pria-pria yang kukenal selalu minta
yang aneh-aneh. Aku wanita normal dan sudah dewasa, tentu saja butuh seks tapi
aku tidak pernah memiliki niat melakukannya dengan pria yang bukan suamiku.
Meski banyak teman yang bercerita aktifitas seks mereka tapi tidak membuatku
tertarik melakukannya.
Aku senang di rumah Kak Dewi,
suaminya juga tidak membatasi gerakku, bahkan kak Dody sering memberiku uang
untuk keperluan pribadiku, aku jadi tambah semangat di rumah mereka. Di rumah
kak Dewi semua fasilitas lengkap dan bisa kugunakan, bahkan aku diajar
mengendarai mobil oleh kak Dody, katanya supaya aku bisa ke supermarket untuk
belanja sendiri. Jika kak Dewi dan suaminya ke kantor, akulah yang menguasai
rumah, aku bisa nonton dvd atau makan sepuasnya, yang penting aku bisa menjaga
kemenakanku dan kebersihan rumah.
Pekerjaanku bisa dikatakan mudah
sebab aku sudah terbiasa di rumahku yang dulu, sejak kecil sampai dewasa aku
memang dididik untuk disiplin bekerja. Menjaga anak kecil usia dua tahun paling
cuma menyiapkan susu dan makanan, atau kalau menangis cukup digendong atau di
ayun. Yang paling berat adalah menyiapkan makanan untuk kak Dewi dan suaminya.
Aku tahu mereka pasti lapar sepulang kerja, jadi sebisa mungkin segala tetek
bengek makanan sudah harus selesai sejak maghrib.
Aku juga diberi uang bulanan yang
cukup, bukan hanya oleh kak Dewi tapi juga kak Dody, mereka memang pasangan
yang sangat baik. Jumlahnya lumayan untuk beli baju dan kosmetik. Mereka bahkan
bilang kalau aku boleh tetap tinggal di rumah mereka meskipun nanti aku sudah
menikah. Rumah kak Dewi memang sangat luas dan sangat bisa ditinggali oleh dua
keluarga. Kamarnya saja ada tujuh buah, ditambah ruang tamu dan keluarga yang
lumayan besar membuat rumah terasa sepi jika hanya mereka yang tinggali.
Bencana menimpaku saat aku memasuki
bulan ke sepuluh di rumah kak Dewi. Saat itu suami kak Dewi kecelakaan, pembaca
yang di Jakarta pasti tahu kecelakaan yang dialami kak Dody karena beritanya
sangat luas waktu itu. Luka kak Dody termasuk parah karena kakinya patah
sehingga dia harus istirahat total di rumah selama tiga bulan. Karena kak Dewi
bekerja, maka akulah yang melayani kak Dody di siang hari. Semua kebutuhan kak
Dody aku siapkan mulai dari makan, minum sampai mengantarnya ke toilet untuk
buang air kecil. Kak Dewi memang wanita karir, ia baru tiba di rumah setelah
malam tiba, bahkan terkadang sampai pagi.
Dari keseringan menemani kak Dody
aku merasa ada yang aneh, diam-diam kak Dody selalu memperhatikanku dengan
seksama, caranya memandang tidak seperti biasanya, aku bahkan tahu dia sedang
menatap bokongku jika aku membelakanginya. Aku sadari itu tapi aku berusaha
menyembunyikannya dan bertindak biasa saja. Lama kelamaan kak Dody semakin berani,
secara sengaja dia sering memegang tanganku atau bahkan merayuku. Aku hanya
diam dan berusaha menghindar, aku selalu ingat kak Dewi dan kupikir itu cuma
gurauan kak Dody semata.
Hingga suatu siang, ketika aku
terlelap di kamarku, aku merasa ada beban yang sangat berat menindih tubuhku.
Aku kaget dan berusaha melepaskan diri, tapi semakin aku bergerak semakin sulit
aku bergerak, bahkan pakaianku bagian bawah sudah lepas tanpa aku sadari. Tidak
kuasa aku melawan dan akhirnya mas Dody….
Itulah awal petualangan seru yang
kualami bersama mas Dody, kakak iparku sendiri. Hubungan terlarang itu masih
sering kujalani bersamanya sampai sekarang, tidak ada lagi keinginan berontak
seperti dulu, aku lupa kalau kak Dody adalah kakak iparku. Kami melakukan
hubungan dewasa itu seperti tak ada batasnya. Jika mengingat kak Dewi aku
menangis dan meraung, aku merasa berdosa. Aku menangis setiap malam, memohon
ampun dan memohon diberi kekuatan untuk bisa melepaskan diri dari kak Dody.
Apakah saat ini anda merasakan jika istri anda kurang bergairah dalam urusan ranjang ? jika iya ini tentu akan membuat anda merasa tidak berguna bukan ? dan anda tidak seharusnya membiarkan keadaan tersebut menjadi berlarut-larut karena akan berdampak pada berkurangnya produktivitas Anda ! Seandainya usaha yang sudah anda lakukan untuk membuatnya senang belum menemukan hasil yang menggembirakan, beruntung sekali karena saya mempunyai solusinya. yaitu dengan memberikannya obat perangsang khusus wanita. obat perangsang wanita adalah sebuah stimulan yang mana ini adalah sebuah cara yang sangat sederhana dan sangat aman sekali. karena cukup dengan mencampurkannya kedalam minuman dijamin istri anda kembali bergairah dan lebih bersemangat. info lebih lengkap tentang apa saja jenisnya bisa hubungi nomor 085852087449. Buruan pesan !! selagi harga diskon besar-besaran.
BalasHapus